Rabu, 10 Oktober 2012

11 Anggota Dewan Komit Mosi Tak Percaya Kepada Ketua DPRD


Di Kubu DPRD Humbahas ‘Pecah’
11 Anggota Dewan Komit Mosi Tak Percaya Kepada Ketua DPRD
Dolok Sanggul, Batak Pos
            Di kubu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Humbang Hasundutan ‘pecah’, hal itu didasari dari kebijakan yang selama ini dilakukan seorang oknum dewan sebagai, Ketua DPRD Humbahas Bangun Silaban SE yang melakukan ‘suka-suka’. Dari dasar itu, 25 anggota dewan diantaranya 11 anggota dewan komit melakukan mosi tidak percaya terhadap pimpinan dewannya, Bangun Silaban SE yang diusung dari Partai Demokrat.
            Kepada Batak Pos, Chandra Maulae didampingi, Hendrik Sihombing, Togu Purba SE, Martini Purba, Lambas Aritonang mengatakan, mosi tidak percaya itu dasarnya dilakukan atas kebijakan yang dilakukan pimpinan dewannya selama ini dari berbagai hal sebuah kebijakan yang tidak tepat mengarahkan kepada siapa yang ditujukannya untuk melakukan pembahasan.
            “sebagai contohnya, kepergian pimpinan dewannya yang berangkat ke Tapanuli Tengah tentang tata batas. Sementara kedatangannya itu hanya sebagai saksi, apa artinya semua itu. Sementara bagian tupoksi yang mengerti tidak diikutsertakan dan yang dibawa bukan tupoksinya. Jadi kita tidak mengerti maksud kebijakan, Ketua DPRD,” kata Chandra yang diamini oleh Hendrik Sihombing.
            Selain itu, tambahnya, pengaturan  dalam pemakaian mobil kendaraan dinas juga tidak tepat sasaran untuk siapa yang memakai. Banyak kendaraan di DPRD ‘suka-suka’ siapa yang memakai dan itu juga kita pertanyakan pemakaian kendaraan dinas terhadap Ketua DPRD.”sebanyak empat kendaraan dimilikinya (Ketua DPRD-red), sementara dari keempat itu tidak tahu kemana arah pemakaianya.
            Masih ada lagi, berupa atas hasil audit BPK selama ini terhadap keuangan Pemkab Humbahas. Sama sekali itu tidak pernah dibagikan terhadap anggota-anggota dewan yang ada dilembaga DPRD Humbahas  ini”, tegas Hendrik.
            Sambung Togu Purba yang dari Partai Gerindra mengatakan dari sekaitan itu semua kesebelas dewan ini juga meminta Badan Pengaudit Keuangan (BPK) Provinsi Sumut untuk melakukan pemeriksaan keuangan di sekretaris dewan sejak TA 2011 lalu. Dasar hal itu, kata Togu, adanya kecurigaan kesebelas dewan ini seperti anggaran ATK, anggaran bintek, reses dan perjalanan dinas serta dana pemeliharaan kendaraan dinas.
            Menurut Togu, dimana anggaran yang dimaksud sangat besar diperuntuhkan sementara kenyataan realitanya tidak tepat sasaran.”seperti kendaraan sayalah..tetap saja ada kerusakan sementara barunya kendaraan ini saya pakai. Jadi kemana dana perawatannya selama ini,” ujar Chandra.
            Menyangkut itu, sambung Hendrik, apabila memang pihak Badan Pengaudit Keuangan tidak turut serta membantu, maka beberapa dewan akan berangkat ke Medan maupun ke Jakarta untuk secara langsung meminta terhadap BPK mengaudit tanpa melalui pihak perantara, ujar mereka semua yang satu kata.gam
Adanya Pemaksaan Penangkapan Terhadap 8 Orang

Ribuan Massa Sudah Dua Hari Berlangsung ‘Siaga’, DPRD dan Pemkab “Diam”

Pollung, Batak Pos
                Sekaitan adanya issu pemaksaan penangkapan terhadap 8 orang masyarakat adat Pollung beserta atas kesepakatan pihak uspida plus, Senin (8/10) yang sepakat agar 8 orang itu diperiksa diruangangan rapat Ketua DPRD Humbahas Bangun Silaban SE. Sejak hari, Selasa (9/10) dan Rabu (10/10) ini ribuan masyarakat dua desa yakni Desa Pandumaan dan Desa Sipihuta Kabupaten Humbahas bersiaga.

                Artinya, masyarakat melakukan kesiagaan apabila pihak kepolisian dari Polres Humbahas yang turut diperbantukan oleh pihak Poldasu mau menjemput ke 8 orang turut ribuan itu juga harus ikut diperiksa. Demikian keterangan itu dikatakan oleh, Roganda Simanjuntak dari LSM KSPPM kepada Batak Pos, Rabu (101/10) via selluler.

                Dikatakannya, atas sikap masyarakat ini merupakan bentuk solidaritas mereka terhadap kedelapan temannya yang tidak ingin diperiksa akibat disebut terlibat dalam aksi bentrok yang lalu. Dan aksi siaga itu, apabila kedatangan polisi hadir maka ribuan masyarakat itu juga turut harus diperiksa dan bukan hanya kedelapan temannya itu.

                Selama aksi ini juga, katanya, pihak dari aparatur Pemerintah Kabupaten Humbahas sama sekali tidak ada bentuk perhatiannya.”bagaimana cara meredamkan persoalan ini supaya tidak “mencekam”. Harusnya Pemkab Humbahas mengambil ahli persoalan ini dengan cara membentuk kesepakatan agar persoalan itu dilakukan secara adat melalui musyawarah,” jelasnya.

                Harapan masyarakat seperti itu juga, kiranya Pemkab Humbahas mengambil ahli dengan cara agar persoalan tersebut dilakukan hukum adat. Karena persoalan ini bukan saja pada hari sejak terjadinya bentrok tetapi sudah lama karena masyarakat sudah lama berkecimpung dalam pertanian kemenyannya. Namun hal itu dirampas oleh pihak-pihak elit yang tidak ingin masyarakat itu bertani sebagai kemenyan.

                Dan persoalan kemenyan hingga sampai saat inipun belum tuntas tetapi terjadi gejolak akan seperti ini.”siapa yang kita salahkan dan siapa yang musti kita benarkan, haruskan masyarakat menerima penderitaan hal seperti ini”, katanya.

                Sementara itu, sekaitan atas adanya aksi masyarakat yang saat ini sudah dua hari ‘bersiaga’ di kampungnya sendiri. Amatan wartawan, sedikitpun ternyata ‘lepas’ dari perhatian pihak, Pemkab Humbahas maupun DPRD Humbahas.  

                Asisten Pemerintahaan, Drs Tony Sihombing ketika hendak dikonfirmasi diruang kerjanya tidak berada di tempat. Dan ketika dikirim via pesan singkat dengan pertanyaan kemana langkah pemerintah sementara rakyat sedang ‘mencekam’, hingga berita ini dikirimkan enggan dibalas.

                Sama halnya juga, pihak DPRD Humbahas yang dijumpai satu persatu diruangan kerjanya tidak berada di tempat. Yang ironisnya, beberapa anggota DPRD yang dipilih oleh masyarakat Kabupaten Humbahas sedang ‘berpesta’.gam    

Keterangan gambar :
            ‘Siaga’ : masyarakat Kabupaten Humbahas yakni Desa Sipihuta dan Desa Pandumaan Kecamatan Pollung ‘bersiaga’ dikampung halamannya masing-masing terkait adanya issu mau melakukan penangkapan terhadap 8 orang. Ribuan massa yang melakukan ‘siaga’ itu tujuannya untuk bersama-sama diperiksa apabila kedatangan polisi hadir.Batak Pos/Gamaliel Simbolon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar