BLSM di Humbahas Tidak Merata
Dolok
Sanggul, BPB
Penduduk masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan sekaitan menerima bantuan
langsung masyarakat (BLSM) , banyak yang tidak kebagian. Rata-rata penduduk
yang tidak kebagian faktor ekonominya rendah digaris kemiskinan.
Seperti yang diutarakan boru Simanullang warga Desa Hutajulu Kecamatan Pollung
mengakui, tidak ada menerima program pemerintah pusat terkait BLSM. Dan iapun
tidak mengetahui sama sekali program tersebut dikarenakan tidak ada yang
mendata ke rumahnya.
Bahkan, ketika ditanyanya kepada kepala desanya kenapa ianya tidak mendapatkan
kartu BLSM itu, mengakui bukan pihaknya yang mendata melainkan dari pihak BPS.
Akhirnya, dengan tanpa ada membawa harapan, boru Manullang yang sehari-hari
kerjanya ke ladang menanam padi ditanah milik orang ini pulang kerumahnya.
Tak hanya boru Manullang itu saja, warga Desa Silagalaga, Desa Janji dan
sekitarnya bermarga Simanullang mengeluhkan kisahnya tidak memperoleh malah
merasakan terjadi diskriminasi melihat beberapa warga yang disekitar itu
ekonominya tercukup menengah memperoleh BLSM.
Merekapun serupa dengan boru Manullang itu menanyakan kepada masing-masing
kepala desanya dan mengakui bukan dari data kepala desa yang diminta.
Sebaliknya, seorang petugas tidak diketahui yang mendata bagi masyarakat untuk
memperoleh BLSM.
“ Masa bukan data dari kepala desa yang diminta. Sebaliknyua seorang warga
diluar dari desa yang mengakui petugas pendataan BLSM. Itu menurut pengakuan
kepala desa sekitar ini. Kan jadi lucu, apakah petugas itu tahu mana warga yang
membutuhkan BLSM itu. Apalagi petugas itu bukan warga sekitar ini”, tandas
marga Manullang berumur 54 tahun.
Sementara, Jonter Sinaga Sekretaris LSM Garda P3ER mengakui keprihatinanya
melihat banyaknya masyarakat yang benar-benar harus memperoleh BLSM malah
tidak. Diakuinya, itu suatu ketindak kebodohan pemerintah sendiri yang dimana
dalam pendataan peroleh BLSM tidak disatupadukan bersama-sama dengan petugas
yang dilapangan.
Harusnya, setelah keluarnya kebijakan pemerintah pusat , pemerintah daerah
membuat petugas dilapangan dari setiap desa dan harus warga sekitar itu. Itu
bila kepala desanya masih kekurangan data kependudukan untuk mendata warganya
yang benar-benar membutuhkan BLSM, tegasnya.
Tapi yang kita lihat, pemerintah daerah ini malah hanya diam diri dan tidak ada
melakukan upaya agar mendaur ulang pendataan yang dibuat oleh petugas pendataan
yang bukan dari kepala desa datanya. Sementara, masyarakatnya masing-masing
sudah mengeluh ke setiap kepala desanya kenapa ada yang tidak kebagian dan
malah yang memperoleh faktor ekonominya menengah.
“ Kebijakan seperti ini yang kita khawatirkan. Pasti ada permasalahaan dan
permasalahaan ini bukan dari atas kebijakan pemerintahaan pusat sekaitan BLSM
tetapi oknum-oknum petugas yang mendata masyarakat tidak becus dan tidak
memiliki data yang akurat”, tegasnya.
Sambungnya, ini juga tak luput atas perhatian DPRD sendiri apakah mengetahui
adanya pembagian BLSM tidak merata. Namun bila nmelihat kejadian ini, Jonter
menduga DPRD tidak mengetahui dikarenakan sampai saat ini masih ada keluhan
masyarakat kepadanya.
Sebaliknya, apabila diketahui DPRD yang menurutnya pasti akan ada melakukan
rapat bersama-sama dengan pihak eksekutif dan petugas pendataan BLSM. Dan tidak
ada keluhan lagi dari warga, katanya.
Sementara itu, Bupati Humbang Hasundutan melalui Kepala Bagian Kehumasan Osbon
Siahaan yang hendak dikonfirmasi diruang kerjanya tidak ditempat. Sehubungan
itu juga, Ketua DPRD Humbahas Bangun Silaban juga tidak ditempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar