Pembangunan
Bronjong di Bakti Raja Diduga Sarat KKN
Dolok Sanggul, BPB
Inilah kalau kurang diperhatikan ataupun pengawasan
ketat, salah satu pembangunan yang dananya dari Otorita Asahaan Provinsi
Sumatera Utara TA 2012 menjadi buah bibir di kalangan masyarakat.
Dari amatan wartawan menyebutkan, salah satu pembangunan
yang dimaksud pembangunan bronjong yang terletak di Desa Marbun Tonga Kecamatan
Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan, disebut masyarakat sekitar itu bronjong
dimaksud tidak berguna.
Pasalnya, bronjong yang tidak diketahui berapa pagunya
karena masyarakat sekitar itu tidak mengetahui dengan alasan selama kegiatan
tidak ada papan proyeknya dilokasi dapat digenangi air danau toba. Tanpa ada
naik pasang.
“ bagaimana pula kalau naik pasang air danau toba ini,
sementara tidak naik pasang saja lantai dasar bronjong itu sudah dapat
digenangi air karena ketinggian bangunannya tidak sesuai”, ketus seorang warga
yang dijumpai wartawan, Senin (23/9).
Tampak, pembangunan bronjong ini seperti tidak berguna
ditempatkan sementara kegunaan bronjong mengantisipasi akan kelongsoran bila di
daratan. Disisi lain, bila di perairan mengantisipasi gelombang kekuatan air
namun mempunyai kapasitas.
Anehnya, bronjong yang dibangun di Desa Marbun Tonga
terkesan bukan mengantisipasi gelombang air. Bahkan untuk mengantisipasi naik
pasangnya air danau toba terlihat juga tidak berguna.
Sementara itu, Camat Baktiraja Arwan Silaban yang
sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Kepangkatan di Badan Kepegawaian
Humbang Hasundutan ketika hendak dikonfirmasi tidak dapat dijumpai.
Disisi
lain, Firman Ramadhi Tobing seorang pecinta alam yang sering berkelana buana
melihat suasana alam didaerah Provinsi Sumatera Utara asal dari Kabupaten Humbang
Hasundutan ini menanggapi hal tersebut, merasakan bronjong tersebut tidak
berguna.
Menurut
Firman yang sosoknya selain seorang pecinta alam juga pemerhati akan
pembangunan, mengakui setiap langkahnya bersama temannya bronjong yang
dilihatnya sangat berbeda dengan bronjong di kampung Desa Marbun Tonga
tersebut.
Tanpa
ada kapasitas ketinggian malah bronjong yang dilihatnya kapasitasnya rendah
malah ia mengibaratkan hanya sebuah penumpukkan batu. Sementara, menurut marga
Tobing ini, secara diketahui kegunaan bronjong bilamana di perairan
mengantisipasi gelombang air agar tidak keluar jalur ke pemukiman masyarakat.
Ironisnya,
dirasakannya kegunaan bronjong yang dimaksud masyarakat bahkan belum pernah
kena musibah akan gelombang air bahkan naik pasangnya air, ketus Firman via
telepon ketika diminta tanggapannya, Senin (23/9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar