Selasa, 24 September 2013

Pembangunan Bronjong di Bakti Raja Diduga Sarat KKN


Pembangunan Bronjong di Bakti Raja Diduga Sarat KKN
Dolok Sanggul, BPB
            Inilah kalau kurang diperhatikan ataupun pengawasan ketat, salah satu pembangunan yang dananya dari Otorita Asahaan Provinsi Sumatera Utara TA 2012 menjadi buah bibir di kalangan masyarakat.
            Dari amatan wartawan menyebutkan, salah satu pembangunan yang dimaksud pembangunan bronjong yang terletak di Desa Marbun Tonga Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan, disebut masyarakat sekitar itu bronjong dimaksud tidak berguna.
            Pasalnya, bronjong yang tidak diketahui berapa pagunya karena masyarakat sekitar itu tidak mengetahui dengan alasan selama kegiatan tidak ada papan proyeknya dilokasi dapat digenangi air danau toba. Tanpa ada naik pasang.
            “ bagaimana pula kalau naik pasang air danau toba ini, sementara tidak naik pasang saja lantai dasar bronjong itu sudah dapat digenangi air karena ketinggian bangunannya tidak sesuai”, ketus seorang warga yang dijumpai wartawan, Senin (23/9).
            Tampak, pembangunan bronjong ini seperti tidak berguna ditempatkan sementara kegunaan bronjong mengantisipasi akan kelongsoran bila di daratan. Disisi lain, bila di perairan mengantisipasi gelombang kekuatan air namun mempunyai kapasitas.
            Anehnya, bronjong yang dibangun di Desa Marbun Tonga terkesan bukan mengantisipasi gelombang air. Bahkan untuk mengantisipasi naik pasangnya air danau toba terlihat juga tidak berguna.
            Sementara itu, Camat Baktiraja Arwan Silaban yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Kepangkatan di Badan Kepegawaian Humbang Hasundutan ketika hendak dikonfirmasi tidak dapat dijumpai.
Disisi lain, Firman Ramadhi Tobing seorang pecinta alam yang sering berkelana buana melihat suasana alam didaerah Provinsi Sumatera Utara asal dari Kabupaten Humbang Hasundutan ini menanggapi hal tersebut, merasakan bronjong tersebut tidak berguna.
Menurut Firman yang sosoknya selain seorang pecinta alam juga pemerhati akan pembangunan, mengakui setiap langkahnya bersama temannya bronjong yang dilihatnya sangat berbeda dengan bronjong di kampung Desa Marbun Tonga tersebut.
Tanpa ada kapasitas ketinggian malah bronjong yang dilihatnya kapasitasnya rendah malah ia mengibaratkan hanya sebuah penumpukkan batu. Sementara, menurut marga Tobing ini, secara diketahui kegunaan bronjong bilamana di perairan mengantisipasi gelombang air agar tidak keluar jalur ke pemukiman masyarakat.
Ironisnya, dirasakannya kegunaan bronjong yang dimaksud masyarakat bahkan belum pernah kena musibah akan gelombang air bahkan naik pasangnya air, ketus Firman via telepon ketika diminta tanggapannya, Senin (23/9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar